Januari 03, 2013

Tugas Teori Akuntansi



AKUNTANSI INFLASI

Akuntansi Inflasi terjadi karena adanya perubahan harga. Dalam perubahan harga, terdapat perbedaan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan dan unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi, sedangkan penurunan harga disebut deflasi. Perubahan harga secara spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan selera dan teknologi. Jadi inflasi merupakan suatu perubahan harga secara umum yang dapat disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal yang agresif yang dirancang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengeluaran berlebihan akibat pemilihan umum nasional dan pengaruh inflasi internasional.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi sehingga ketidakakuratan pengukuran dapat mendistorsi proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan dalam proporsi pajak, permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham, permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
Akuntansi untuk pengaruh laporan keuangan atas perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum dan jumlah mata uang yang belum disesuaikan disebut sebagai jumlah nominal. Oleh karena itu jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini. Akuntansi atas perubahan tingkat harga khusus disebut sebagai model biaya kini. Dalam model biaya kini, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis serta laba merupakan jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode, namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
 Akuntansi untuk pengaruh laporan keuangan selanjutnya menggunakan model daya beli biaya kini konstan yaitu gabungan antara karakteristik modal daya beli biaya historis konstan dan model biaya kini. Model ini mengakui kenaikan dalam nilai kini aktiva sebagai keuntungan kekayaan dan dengan demikian memungkinkan dilakukannya perbandingan antara laba kini dan laba pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian moneter yang umumnya diabaikan dalam model biaya kini merupakan bagian dari pengukuran.
Ketika terjadi inflasi, elemen/pos moneter dan nonmoneter harus disesuaikan terhadap perubahan harga. Implikasi perubahan harga terhadap pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli yang timbul ketika perusahaan menahan pos moneter dalam keadaan daya beli berubah. Sedangkan implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos tersebut diperoleh dengan nilai tukar saat diserahkan atau dilaporkan pada akhir periode. Jadi selama penahanan aset terjadi perubahan nilai yang menimbulkan untung atau rugi penahanan.

Referensi :
1.    Choi, Rfederick D. S dan Gary K. Meek, International Accounting Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
2.    Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar